METODE PEMBELAJARAN
SILENT DEMONSTRATION
A. Pengertian Metode Pembelajaran Silent
Demonstration
Metode pembelajaran
silent demonstration adalah suatu metode yang digunakan untuk membelajarkan
peserta didik (siswa) terhadap suatu bahan belajar dengan cara memperlihatkan,
memperhatikan, dan memperagakan bahan belajar tertentu.
Metode silent
demonstration dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu metode silent
demostration proses dan metode silent demonstration hasil. Metode silent
demonstration proses digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses
atau rangkaian kegiatan. Proses mencakup antara lain proses pembuatan, proses
gerakan, dan proses kefungsian. Proses pembuatan mencakup langkah-langkah
kegiatan dalam membuat ukiran, lukisan,makanan, perabot, pakaian dan lain
sebagainya. Proses gerakan mencakup gerakan benda seperti bekerjanya piston
kendaraan bermotor sewaktu mesin dihidupkan. Proses kefungsian mencakup
rangkaian kegiatan dalam merencanakan suatu kegiatan, melaksanakan langkah
silent demonstration hasil langkah yang telah ditetapkan dalam suatu program,
dan lain sebagainya. Metode silent demonstration hasil digunakan untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari suatu hasil kegiatan (proses)
seperti barang kerajinan yang bernilai seni, makanan yang bergizi, model
pakaian baru, hasil panen yang lebih baik, dan rencana kegiatan.
Proses dan hasil
yang diperagakan menjadi bahan belajar utama dalam kegiatan pembelajaran. Bahan
belajar tidak hanya dipertunjukkan oleh pendidik (guru), melainkan juga oleh
peserta didik (siswa) yang berperan aktif dalam melakukan proses sampai
diketahui sejauh mana hasilnya. Dengan demikian peserta didik akan memiliki
pengalaman belajar langsung setelah diberi kesempatan oleh pendidik (guru)
untuk melakukannya dan melihat dan merasakan hasilnya.[1]
B. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran
Silent Demonstration
Langkah-langkah metode
pembelajaran silent demonstration terdiri dari:
a) Tentukan
prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.
b) Mintalah
kepada siswa untuk memperhatikan anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan
dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas anda disini adalah
memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap
siswa akan banyak mengingat apa yang anda kerjakan. Dalam kesempatan ini anda
hanya dituntut untuk membangun kesiapan belajar mereka.
c) Bentuk
siswa menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian pertama dari
prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing
pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang
guru.
d) Minta
beberapa orang untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa masih
kesulitan, ulangi lagi demonstrasi anda. Komentari observasi yang benar.
e) Akhiri
dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai
akhir.[2]
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Pembelajaran Silent Demonstration
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1. Peserta
didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung.
|
1. Memerlukan
kemampuan dalam menyusun bahan belajar.
|
2. Belajar
dapat dilakukan dalam situasi kehidupan nyata.
|
2. Membutuhkan
pendidik yang mahir dalam penyusunan bahan belajar dan alat bantu untuk
penyajiannya.
|
3. Kegiatan
belajar dilakukan dalam suasana gembira dan partisipatif.
|
3. Cenderung
mengarahkan pikiran peserta didik kepada pola yang dilakukan pendidik
|
4. Dapat
mendorong tumbuhnya kreativitas peserta didik dalam menyusun dan memperagakan
bahan belajar serta dalam mengembangkan metode ini.
|
4. Waktu
kegiatan belajar dapat melebihi waktu yang telah ditentukan .
|
D. Kapan Metode Ini Tepat Digunakan
Metode pembelajaran
silent demonstration akan tepat digunakan apabila:
1. Kegiatan
pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan atau pengembangan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.
2. Pendidik
bermaksud untuk membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau
peragaan hasil tertentu.
3. Program
pembelajaran berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis.
4. Program
pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan praktis dan keterampilan tertentu.
5. Pengorganisasian
peserta didik terbatas sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh
sekitar 20 orang.
6. Terdapat
kebutuhan belajar dan sumber-sumber pendukung yang berkaitan dengan penggunaan
metode silent demonstration.
Metode
silent demonstrationdapat digunakan sebagai pendukung metode-metode lain,
seperti metode ceramah bervariasi, perancangan program, dan pemecahan masalah
kritis.[3]
DAFTAR PUSTAKA
Prof.H.D.Sudjana
S, S.Pd, M.Pd, PhD. (2010). Metode dan
Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah.
Agus
Suprijono. (2012). Cooperative Learning. Yokyakarta:
Pustaka Pelajar.
[1] Prof.H.D.Sudjana
S, S.Pd, M.Pd, PhD. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif , (Bandung: Falah
2010), Cet ke-2, Hal 132
[2] Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yokyakarta:
Pustaka Pelajar 2012), Cet ke-7, Hal 115
[3] Prof.H.D.Sudjana
S, S.Pd, M.Pd, PhD. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif , (Bandung: Falah
2010), Cet ke-2, Hal 134